Assalamualaikum
warahmatullah wabarakatuh. Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. ^_^
Dalam postingan ini saya akan berbagi pengalaman saya dalam mengikuti proses perkuliahan Riset
Kuantitatif pada hari Kamis tanggal 31 Januari 2019 kemarin. Matakuliah Riset
Kuantitatif ini berbobot 2sks/2js. Terjadwal sebanyak 16 kali pertemuan yang dilaksanakan
setiap hari Kamis di jam kuliah ke 7 hingga 8 di gedung D1, lantai 3 ruang 311
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Perkuliahan tanggal 31
Januari tersebut merupakan pertemuan kedua.
Di
pertemuan sebelumnya, kelas BK A7 yang terdiri dari 35 mahasiswa dibagi menjadi
17 kelompok. Yang mana setiap kelompok terdiri dari 2 orang, dan salah satu
kelompok memiliki anggota 3 orang. Qadarullah, saya satu kelompok dengan Maya
Faurita. Gadis cantik asal Lumajang tersebut akan menjadi soulmate saya selama mengikuti perkuliahan Riset Kuantitatif di
semester 4 ini.
Setiap
individu harus mendapatkan 3 buah buku cetak yang berhubungan dengan tema
matakuliah ini, dengan syarat dalam 1 kelompok harus ada 6 buku yang berbeda.
Saya mendapatkan buku-buku tersebut dari dua orang kakak tingkat yang satu
pondok dengan saya. Kami diberi tugas yang berjudul “Hand Out 1 & Hand Out 2”.
Di Hand Out 1 kami diperintah
untuk mencari pengertian penelitian dari 3 sumber buku; mencari kata kunci dari
setiap pengertian yang ditemukan; kemudian membuat definisi penelitian menggunakan
kata-kata sendiri; menemukan karakteristik penelitian menurut 3 buku; dan
membandingkan persamaan serta perbedaan karakteristik penelitian dari buku-buku
tersebut. Setelah itu kami saling berdiskusi dengan teman sekelompok mengenai
hasil pekerjaan kami. Kami mengumpulkan kata-kata kunci yang telah kami
temukan; membuat definisi penelitian dari kata- kata kunci tersebut; kemudian membuat
kesimpulan tentang karakteristik penelitian; serta menuliskan alasan mengapa
seorang konselor harus melakukan penelitian.
Selanjutnya
tugas Hand Out 2 setiap individu
ditugaskan untuk mencari perbedaan kegiatan ilmiah dan non ilmiah dari berbagai
sumber. Kemudian dalam kelompok mendiskusikan hasil kerja masing-masing anggota.
Dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dari hasil diskusi. Tugas Hand Out 1 dan 2 tersebut di-upload di blog masing-masing anggota,
kemudian mengunggah link blog ke
aplikasi Edmodo.
Di
pertemuan kedua ini, setiap kelompok bergabung dengan 2 kelompok lainnya untuk
mendiskusikan hasil pekerjaan kami dalam tugas Hand Out 1 dan 2. Di kesempatan tersebut saya dan Maya bergabung
dengan Mbak Fitri, Inas, Nanta, dan Kaka. Kami membacakan hasil pekerjaan kami
satu per satu mulai dari pengertian penelitian, karakteristik penelitian,
perbedaan kegiatan ilmiah dan non ilmiah, serta pandangan kami mengenai
pentingnya seorang konselor melakukan penelitian.
Secara
garis besar, hasil pekerjaan kami hampir sama. Rata-rata semua anggota
menyebutkan bahwa penelitian adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan secara
sistematis dan logis untuk menemukan suatu solusi dari permasalahan yang ada.
Meski hampir sama, kami memiliki gaya masing-masing dalam mendefinisikan sebuah
topik yang sama. Karena waktu yang diberikan terbatas, kami saling berbagi link
blog untuk membaca dan memahami lebih lanjut bagaimana hasil pekerjaan kami.
Kami
berenam sepakat bahwa penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang mana harus
memiliki karakter seperti berikut: bertujuan,
berurutan atau sistematis, logis, berdasar fakta-fakta, bersifat objektif. Kami
juga sepakat bahwa seorang konselor harus melakukan penelitian. Sebab, untuk
memberikan bantuan terhadap konseli, konselor harus mengetahui secara utuh masalah
yang dialami konseli. Agar treatment
yang diberikan tepat sasaran dan tidak menimbulkan masalah baru yang bahkan
lebih parah.
Dalam
diskusi ini, saya juga mengetahui sebuah fakta baru tentang salah satu teman saya
yang ternyata memiliki fobia terhadap lubang atau yang dikenal dengan trypophobia. Ketika saya mengeluarkan
buku Metode Penelitian untuk Bisnis yang diterbitkan oleh Penerbit Salemba
Empat, dia langsung meminta saya menjauhkan buku tersebut darinya. Sampul buku
tersebut bergambar sarang lebah, menurutnya itu sangat mengerikan dan membuat
tubuhnya gatal-gatal. Selama berjalannya diskusi, ia terus menggaruk-garuk
bagian tubuhnya yang ia rasa gatal. Saya sedikit menyesal mengeluarkan buku
tersebut, namun dari situ saya bisa menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan
setiap tindakan.
Kejadian
ini juga memberikan saya sebuah hikmah, bahwa apa yang tampak tidak sepenuhnya
sama dengan apa yang sebenarnya. Misalnya saja teman saya yang selalu tampak
ceria, enerjik, dan bersemangat ternyata memiliki ketakutan tersendiri terhadap
lubang. Dengan demikian kita perlu melakukan sebuah penelitian untuk mencari
kebenaran sebelum memutuskan sesuatu, terutama sesuatu yang besar dan berdampak
pada banyak orang.
Semoga
kisah ini bermanfaat untuk saya pada khususnya dan juga pada para pembaca pada
umumnya. Saya hanyalah manusia biasa. Setiap kebenaran yang ada pada diri saya sepenuhnya
bersumber dari-Nya, sedangkan setiap
kesalahan yang ada pada diri saya seutuhnya berasal dari saya, makhluk Tuhan
yang masih berusaha keluar dari kubangan dosa.
Wassalamu’alaikum warahmatullah
wabarakatuh… ^_^
Tidak ada komentar :
Posting Komentar