Rabu, 27 Februari 2019

PROGRES ANALISIS PENGUBAHAN TINGKAH LAKU


Perkuliahan Analisis Pengubahan Tingkah Laku Minggu ke-6

            Pada perkuliahan Analisis Pengubahan Tingkah Laku hari ini Rabu, 27 Pebruari 2019 kami membahas tentang  pengukuran tingkah laku. Mulanya Ibu Danny menginstruksi kami untuk mendownload film Super Nanny di youtube. Kemudian kami menonton film tersebut bersama soulmate -yang telah dibagi sejak awal semester lalu- masing-masing. Kami diminta untuk mencatat tingah laku negatif apa saja yang dimunculkan oleh tokoh utama film tersebut.
            Film tersebut mengisahkan tentang seorang gadis kecil bernama Manddy yang berusia sekitar 9 tahun. Dia tergolong anak yang temperamental. Ia sering menangis, berteriak, memukul setiap kali muncul stimulus. Kedua orang tuanya ingin mengubah sikap Manddy yang temperamental tersebut menjadi gadis yang manis dan lebih mandiri dengan mendatangkan seorang ahli yang dalam film ini disebut sebagai “Nanny”.
            Dalam film yang berdurasi sekitar 48 menit itu, saya menemukan ada 6 tingkah laku negatif yang  dimunculkan oleh tokoh Manddy. Yakni, dia memukul, berteriak, mendorong, melempar, mencubit, dan menendang. Kemudian saya mencocokkan hasil pengamatan saya dengan Khilya. Dia menemukan ada 6 tingkah laku yang dimunculkan. Yakni Menangis, menendang, memukul, berteriak, mendorong, dan melempar.
            Kemudian, kami melakukan analisis, pengukuran model apa yang cocok digunakan untuk mengukur tingkah laku-tingkah laku yang telah ditemukan. Memukul dapat diukur dengan menghitung frekuensinya, berteriak, mendorong, dan melempar dapat dihitung dengan kekuatan dan juga frekuensinya. Kemudian mencubit dapat diukur dengan frekuensinya juga.
            Di sini saya ingin mengubah tingkah laku memukul dari tokoh tersebut. Sehingga saya mengamati frekuensi memukul Manddy. Saya menemukan bahwa Manddy memukul sebanyak 69 kali dalam film berdurasi sekitar 48 menit tersebut.
            Demikianlah progress tugas Analisis Pengubahan Tingkah Laku yang telah saya kerjakan.

Selasa, 19 Februari 2019

Label Positif dan Label Negatif

Assalamualaikum, kali ini saya akan memposting tugas Matakuliah Analisis dan Pengubahan Tingkah Laku mengenai penjabaran dari label-label yang diberikan terhadap seseorang. Ini merupakan penjabaran secara subjektif dari penulis. Sehingga tidak terlalu bisa untuk dipertanggungjawabkan kebenarannya.


Label Negatif
Label Positif
Hiperaktif → Berlari; menggerakkan kaki;  berteriak
Rajin → Mengerjakan tugas; membaca; menyapu
Nakal → Mencubit; memukul; mengejek
Pintar → Mengamati; bertanya; berpendapat;
Autis → Melompat; memukul; menghindari kontak mata dan kontak fisik
Ramah → Menyapa orang lain; tersenyum; menanyakan kabar
Bodoh → Menolak pendapat orang lain; menyalahkan orang lain; mendebat
Sopan → Membungkuk saat berjalan di depan orang lain; mencium tangan orang tua; menaati perintah orang tua
Rewel → Menangis; berbicara; mengatur
Baik hati → Menolong; memberi; memaafkan
Malas → Menunda pekerjaan; berkhayal; memerintah
Sabar → Memaafkan; menahan emosi; tersenyum
Pemalu → Menghindari kontak mata; menunduk; menghindari pembicaraan
Bertanggung jawab → Meminta maaf; menepati janji; mengerjakan tugas
Pendiam → Mendengarkan; memperhatikan; menyendiri
Bijak → Menerima pendapat; memahami orang lain; mengatakan kebenaran
Cerewet → Berpendapat; bercerita; bergosip
Disiplin → Menaati peraturan; datang tepat waktu; menepati janji
Manja → Merengek; memaksa; marah
Rapi → Menata buku; menyetrika pakaian; mencuci piring



























Terima kasih, semoga bermanfaat  ^-^

Sabtu, 02 Februari 2019

Kisahku, 31 Januari 2019


            Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. ^_^ 
             Dalam postingan ini saya akan berbagi pengalaman saya dalam mengikuti proses perkuliahan Riset Kuantitatif pada hari Kamis tanggal 31 Januari 2019 kemarin. Matakuliah Riset Kuantitatif ini berbobot 2sks/2js. Terjadwal sebanyak 16 kali pertemuan yang dilaksanakan setiap hari Kamis di jam kuliah ke 7 hingga 8 di gedung D1, lantai 3 ruang 311 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Perkuliahan tanggal 31 Januari tersebut merupakan pertemuan kedua.
            Di pertemuan sebelumnya, kelas BK A7 yang terdiri dari 35 mahasiswa dibagi menjadi 17 kelompok. Yang mana setiap kelompok terdiri dari 2 orang, dan salah satu kelompok memiliki anggota 3 orang. Qadarullah, saya satu kelompok dengan Maya Faurita. Gadis cantik asal Lumajang tersebut akan menjadi soulmate saya selama mengikuti perkuliahan Riset Kuantitatif di semester 4 ini.
            Setiap individu harus mendapatkan 3 buah buku cetak yang berhubungan dengan tema matakuliah ini, dengan syarat dalam 1 kelompok harus ada 6 buku yang berbeda. Saya mendapatkan buku-buku tersebut dari dua orang kakak tingkat yang satu pondok dengan saya. Kami diberi tugas yang berjudul “Hand Out 1 & Hand Out 2”.  Di Hand Out 1 kami diperintah untuk mencari pengertian penelitian dari 3 sumber buku; mencari kata kunci dari setiap pengertian yang ditemukan; kemudian membuat definisi penelitian menggunakan kata-kata sendiri; menemukan karakteristik penelitian menurut 3 buku; dan membandingkan persamaan serta perbedaan karakteristik penelitian dari buku-buku tersebut. Setelah itu kami saling berdiskusi dengan teman sekelompok mengenai hasil pekerjaan kami. Kami mengumpulkan kata-kata kunci yang telah kami temukan; membuat definisi penelitian dari kata- kata kunci tersebut; kemudian membuat kesimpulan tentang karakteristik penelitian; serta menuliskan alasan mengapa seorang konselor harus melakukan penelitian.
            Selanjutnya tugas Hand Out 2 setiap individu ditugaskan untuk mencari perbedaan kegiatan ilmiah dan non ilmiah dari berbagai sumber. Kemudian dalam kelompok mendiskusikan hasil kerja masing-masing anggota. Dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dari hasil diskusi. Tugas Hand Out 1 dan 2 tersebut di-upload di blog masing-masing anggota, kemudian mengunggah link blog ke aplikasi Edmodo.
            Di pertemuan kedua ini, setiap kelompok bergabung dengan 2 kelompok lainnya untuk mendiskusikan hasil pekerjaan kami dalam tugas Hand Out 1 dan 2. Di kesempatan tersebut saya dan Maya bergabung dengan Mbak Fitri, Inas, Nanta, dan Kaka. Kami membacakan hasil pekerjaan kami satu per satu mulai dari pengertian penelitian, karakteristik penelitian, perbedaan kegiatan ilmiah dan non ilmiah, serta pandangan kami mengenai pentingnya seorang konselor melakukan penelitian.
            Secara garis besar, hasil pekerjaan kami hampir sama. Rata-rata semua anggota menyebutkan bahwa penelitian adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk menemukan suatu solusi dari permasalahan yang ada. Meski hampir sama, kami memiliki gaya masing-masing dalam mendefinisikan sebuah topik yang sama. Karena waktu yang diberikan terbatas, kami saling berbagi link blog untuk membaca dan memahami lebih lanjut bagaimana hasil pekerjaan kami.
            Kami berenam sepakat bahwa penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang mana harus memiliki karakter seperti berikut:  bertujuan, berurutan atau sistematis, logis, berdasar fakta-fakta, bersifat objektif. Kami juga sepakat bahwa seorang konselor harus melakukan penelitian. Sebab, untuk memberikan bantuan terhadap konseli, konselor harus mengetahui secara utuh masalah yang dialami konseli. Agar treatment yang diberikan tepat sasaran dan tidak menimbulkan masalah baru yang bahkan lebih parah.
            Dalam diskusi ini, saya juga mengetahui sebuah fakta baru tentang salah satu teman saya yang ternyata memiliki fobia terhadap lubang atau yang dikenal dengan trypophobia. Ketika saya mengeluarkan buku Metode Penelitian untuk Bisnis yang diterbitkan oleh Penerbit Salemba Empat, dia langsung meminta saya menjauhkan buku tersebut darinya. Sampul buku tersebut bergambar sarang lebah, menurutnya itu sangat mengerikan dan membuat tubuhnya gatal-gatal. Selama berjalannya diskusi, ia terus menggaruk-garuk bagian tubuhnya yang ia rasa gatal. Saya sedikit menyesal mengeluarkan buku tersebut, namun dari situ saya bisa menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan setiap tindakan.
            Kejadian ini juga memberikan saya sebuah hikmah, bahwa apa yang tampak tidak sepenuhnya sama dengan apa yang sebenarnya. Misalnya saja teman saya yang selalu tampak ceria, enerjik, dan bersemangat ternyata memiliki ketakutan tersendiri terhadap lubang. Dengan demikian kita perlu melakukan sebuah penelitian untuk mencari kebenaran sebelum memutuskan sesuatu, terutama sesuatu yang besar dan berdampak pada banyak orang.
            Semoga kisah ini bermanfaat untuk saya pada khususnya dan juga pada para pembaca pada umumnya. Saya hanyalah manusia biasa. Setiap kebenaran yang ada pada diri saya sepenuhnya bersumber dari-Nya, sedangkan  setiap kesalahan yang ada pada diri saya seutuhnya berasal dari saya, makhluk Tuhan yang masih berusaha keluar dari kubangan dosa.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh… ^_^